Olimpiade 2016 Bisa Tunda Debut Ibrahimovic di MU

0 komentar

Olimpiade 2016 Bisa Tunda Debut Ibrahimovic di MU
Zlatan Ibrahimovic berpeluang tampil di Olimpiade 2016 l Reuters
Zlatan Ibrahimovic makin dekat ke Manchester UNited. Menurut laporan terakhir, Ibra akan menjalani tes medis setelah gelaran Piala Eropa 2016 berakhir. (Baca juga: Zlatan Ibrahimovic ke MU, Tes Medis Pasca Euro)

Jika resmi bergabung, Ibra akan menjalani debutnya pada 13 Agustus 2016. Pada saat itu MU bakal melakoni laga perdana Liga Premier Inggris musim 2016/2017 melawan AFC Bournemouth. (Baca juga: Pekan Pembuka Liga Inggris Musim 2016/2017)

Namun prediksi tersebut bisa gagal sebab Ibra dibawa tim nasional Swedia ke Olimpiade Rio de Janeiro. Menurut jadwal, Swedia akan bermain pada 4 Agustus (vs Swedia), 7 Agustus (vs Nigeria) dan 10 Agustus (vs Jepang).

"Saya sudah berbicara langsung dengan Zlatan. Ini bisa menjadi fase terbaru dalam kariernya," kata pelatih Swedia U-21, Hakan Eriksson.

"Zlatan bakal mengumumkan keputusannya setelah Piala Eropa 2016. Kami harus memanfaatkan celah sekecil apapun, karena itu membawa Ibrahimovic bakal menjadi satu hal yang sangat luar biasa," tambahnya yang dikutip dari Daily Mail.

Saat ini nama Ibrahimovic sudah masuk ke dalam daftar 35 pemain Swedia. Meski usianya sudah 34, ia tetap bisa mengikuti Olimipade sebab tiap negara berhak memasukkan tiga nama pemain berusia di atas 23 tahun ke dalam skuatnya.

Cara Mempercepat Kinerja Windows

1 komentar


10 Cara Mempercepat Kinerja Windows 7
Kesempatan ini saya akan coba di share 10 Cara Mempercepat Kinerja Windows 7. Cara ini di rangkum dari berbagai sumber. Pada saat ini sebagian besar pengguna komputer, baik itu PC maupun laptop, menggunakan Operating System (OS) terbaru buatan raksasa software Microsoft yakni Microsoft Windows 7. Sebelum membahas lebih jauh,
beberapa hal yang harus anda perhatikan dalam menginstall OS yang satu ini, karena pada dasarnya, Windows 7 memiliki tingkat kecepatan dan kinerja yang lebih baik plus dukungan interface yang bagus, dibanding OS sebelumnya. Beberapa hal yang meski diperhatikan adalah pastikan hardware PC atau Laptop kamu mendukung sistem minimum yang diperlukan untuk instalasi Windows 7, diantaranya :



    Processor 2 GHz DualCore
    RAM DDRII 1 GB
    Harddisk 20 GB
Jika spake hardware sudah memenuhi persyaratan di atas lakukan Install OS Windows 7, dan perhatikan 10 langkah di bawah ini untuk lebih mempercepat lagi kinerja Windows 7 pada PC atau Laptop agan tanpa bantuan software lain,
1. Hapus Program Yang Tidak Penting
Perhatikan program yang tidak penting atau yang tidak pernah agan pakai yang terinstall dalam PC atau Laptop agan, hapus program tersebut karena program itu akan memakan resource agan, baik di harddisk maupun RAM, uninstall saja dengan cara :
klik [Start] klik [Control Panel] klik [Uninstall a Program] hapus program.
2. Defragment Harddisk
Defragment Harddisk dilakukan untuk memperbaiki harddisk ‘fragmented’ atau ‘fragmentasi’. Ini disebabkan PC atau Laptop terlalu sering diinstall atau uninstall program. ‘Fragmented’ atau ‘fragmentasi’ harddisk menimbulkan kinerja PC atau Laptop menurun karena Fragmentasi pada harddisk membuat PC atau Laptop bekerja extra keras, karena harddisk mencari data/file/program di lokasi yang terpencar-pencar.
Defragment Harddisk bisa anda lakukan dengan cara :
klik [Start] klik [All Program] klik [Accessories] klik [System Tools] klik [Disk Defragmenter] lakukan Defragment Harddisk pada semua driver PC atau laptop anda.
3. Kurangi Program Yang Bekerja Pada StartUp
Aplikasi yang bekerja pada waktu StartUp Windows akan secara berjalan secara otomatis saat PC atau Laptop dinyalakan. Itu artinya komputer membutuhkan waktu tambahan untuk membuka program-program tersebut di background. Padahal tidak semua aplikasi tersebut digunakan, ini berakibat PC atau Laptop agan pada waktu StartUp sangat lambat. Untuk menghilangkan aplikasi yang bekerja pada waktu startup lakukan hal berikut,
klik [Start] klik [Run] ketik [MsConfig] klik [OK] klik [Startup] hilangkan centang yang ga penting, klik [OK] restart PC atau Laptop.
4. Backup Font Yang Tidak Digunakan
Font/Huruf yang terinstall di PC atau Laptop umumnya mencapai angka ribuan. Pertanyaannya, berapa persen sih yang sering digunakan? Kecuali agan sering bermain di aplikasi design grafis, tapi jika tidak maka tentu font-font ini sangat jarang tersentuh. Semua font tersebut akan ter-load oleh Windows 7. Pindahkan/Backup font-font tersebut (yang tidak terpakai), dengan cara :
dari [Control Panel] klik [Appearance and Personalization] pilih [Fonts] buat folder baru untuk backup font yang tidak terpakai, pindahkan font yang tidak terpakai pada folder backup.
5. Buang Data Yang Ga Penting
Data yang tersimpan dalam PC atau Laptop membutuhkan ruang harddsik, sebaiknya semua data-data yang menurut agan rasa ga penting di hapus saja. Karena data-data yang memenuhi harddisk bisa membuat kinerja PC atau Laptop agan menjadi lambat. Jangan lupa buang juga data-data yang berada pada kotak sampah atau recycle bin, temporary folder dan cache internet browser. Periksa dulu sisa ruang harddisk agan dengan cara :
klik [My Computer] pada drive yang akan diperiksa klik kanan dan pilih [Properties] (Used Space/Ruang Yang Terpakai dan Free Space/Yang Masih Kosong atau sisa Ruang Kosong).
6. Kurangi Visual Effect
Kurangi sedikit efek-efek yang kurang penting, atau bahkan hilangkan saja jika rasa mengganggu penglihatan agan. Effect Visual Windows 7 ini sangat berpengaruh terhadap kinerja kecepatan Windows 7. Langkah-langkahnya untuk mengurangi/menghilangkan Visual Effect Windows 7 adalah,
klik [Start] kemudian ketik [System Properties Performance] pada kotak [Search] pilih aplikasi yang muncul. Pilih tab [Visual Effects] hilangkan centang yang agan rasa ga penting, terakhir klik [OK].
7. Periksa Virus pada PC atau Laptop
Saya sarankan agar agan selalu memasang Anti Virus yang selalu terUpdate, apalagi jika agan seorang pengguna Internet, maka sangat wajib Anti Virus terinstall pada PC atau Laptop, dan lakukan Scan PC atau Laptop minimal satu minggu sekali. Karena menurut saya Virus dapat menyebabkan PC atau Laptop menjadi lambat kinerjanya, karena Virus biasanya dipanggil pada saat booting dan tinggal di memory. Bahkan beberapa virus sengaja memenuhi memory agan dan memperlambat kerja PC atau Laptop.
8. NonAktifkan System Index Search
Proses Index oleh Windows 7 bekerja setiap waktu dan memakai sejumlah memori. Terlebih lagi, proses ini membutuhkan space tersendiri di harddisk untuk menyimpan file yang terindeks. Semakin banyak file di dalam komputer maka semakin banyak pula kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan. Maka nonaktifkan proses index agar performa Windows 7 agan menjadi lebih baik, dengan cara :
klik [Start] pada kotak [Search] ketik [Services.msc] tekan [Enter] cari [Windows Search] dan pilih [Stop] atau [Disable].
9. Percepat Proses Shutdown
Windows 7 dalam proses shutdown memang sudah cukup cepat, tapi ga ada salahnya jika kita menghendaki yang lebih cepat lagi dari fitur bawaanya, caranya adalah,
klik [Start] ketik [Regedit] pada kotak [Search] tekan [Enter] lalu cari dan buka [HKEY-LOCAL_MACHINE] [SYSTEM] [CurrentControlSet] [Control] bagian kanan klik kanan pada [WaitToKillServiceTimeOut] pilih [Modify] kemudian ubah nilai defaultnya menjadi lebih kecil untuk mempercepat. Klik [OK]
10. Kurangi Service Yang Tidak Diperlukan
Me-nonaktifkan service yang tidak diperlukan dapat meningkatkan kecepatan booting system PC atau Laptop. Berikut diantaranya beberapa service yang saya rasa anda perlu menon-aktifkannya, karena sangat berpengaruh pada kecepatan PC atau Laptop anda, diantaranya :
    Application Experience;
    Diagnostic Policy Service;
    Distributed Link Tracking Client;
    IP Helper;
    Offline Files;
    Portable Device Enumerator Service;
    Protected Storage;
    Secondary Logon;
    Security Center;
    Tablet PC Input Service;
    TCP/IP NetBIOS Helper;
    Windows Error Reporting Service;
    Windows Media Center Service Launcher.
Langkahnya untuk menon-aktifkan Service tersebut,

makalah ulumul hadits

2 komentar


PENELUSURAN MATAN HADITS
(ULUMUL HADITS)
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ulumul Hadits
Dosen Pengampu:
Ahmad Izza Muttaqin, S.pd,I
Oleh Kelompok :
1.      Nurul Azizah                   (2014390103636)
2.      Roni Tama                       (2014390103643)
3.      M. Zeky Yusuf                (20143901036   )



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2015
KATA PENGANTAR

      Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan karunia NYA, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Penelusuran Matan Hadits” yang diajukan untuk memenuhi mata kuliah Ulumul Hadits ini tanpa halangan apapun.
  Makalah ini saya susun berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat kan dari berbagai media yang saya pelajari. Dan untuk semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih atas semuanya.
       Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap makalah ini akan bermanfaat khususnya bagi kami si penulis dan umunya bagi semua pembaca.


                                                                            
                                                                                               Penulis


DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar ......................................................................................... I
Daftar Isi .................................................................................................... II
Bab 1 PENDAHULUAN                
I.1   Latar Belakang ................................................................................ 1
I.2   Rumusan Masalah ........................................................................... 1
I.3   Tujuan ............................................................................................. 1
Bab II PEMBAHASAN
II.1Definisi Matan ................................................................................ 2
II.2Macam-macam Matan ..................................................................... 2
II.3Perberdaan al-Qur’an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi ............. 6
II.4Pembagian hadits di tinjau dari aspek matan .................................. 7
Bab III PENUTUP
III.1                                                                                                                                                                                                                    Kesimpulan       11
Daftar Pustaka


 BAB I
PENDAHULUAN
I.1          Latar Belakang
Pembahasan tentang matan merupakan kajian yang tidak kalah pentingnya dengan pembahasan dan kajian terhadap sanad. Penelitian tentang matan bertujuan untuk mengetahui kebenaran penisbatan teks kepada penuturnya. Di sisi lain, penelitian ini dapat juga digunakan untuk mengetahui keotentikan redaksi teks dari aspek yang berbeda – beda, di antaranya penelitian tentang penisbatan teks kepada penuturnya, pembahasan tentang substansi teks, dan penelitian tentang perbandingan antara beberapa teks.
Dalam pembahasan ini, terdapat macam – macam hadits yang berkaitan dengan matan. Selain itu, kita akan menyinggung pula tentang hadits qudsi, serta perbedaannya dengan al-Qur’an dan hadits nabawi. Sub-sub bahasan ini terasa penting untuk dibahas karena kesemuanya berkaitan dengan teks dan sumbernya pun berasal dari asal yang sama yaitu wahyu, sekalipun ada sis-sisi tertentu yang membedakan ketiga jenis teks di atas. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mendefinisikan terlebih dahulu makna istilah matan.
I.2          Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari Matan?
2.    Apa saja macam-macam Matan?
3.    Apa perbedaan antara al-Qur’an, Hadits Qudsi, dan Hadit Nabawi?
4.    Ada berapa pembagian hadits ditinjau dari aspek Matan?

I.3          Tujuan
1.    Mendefinisikan pengertian dari Matan
2.    Menguraikan macam-macam Matan
3.    Menjelaskan perbedaan antara al-Qur’an, Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi
4.    Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam hadits ditinjau dari aspek Matan
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Matan
Definisi matan dari sisi bahasa bermakna ‘punggung  jalan’ atau ‘gundukan’, bisa juga bermakna ‘isi atau muatan’. Teks hadits dinamakan demikian karena isi hadits berada pada teks. Adapun secara terminologi, matan adalah akhir dari rentetan perawi dalam sebuah sanad. Ibarat tangga, akhir dari anak tangga berujung pada teks, dan teks itu sendiri adalah redaksi atau ucapan yang dituturkan oleh si pengucap. Pengucap atau penutur teks itu bisa Nabi, Sahabat, atau bisa juga Tabi’in.
II.2 Macam – macam Matan
Setelah kita mengetahui makna matan, langkah berikutnya kita akan berbicara tentang macam-macam matan yang bersumber dari wahyu. Ada al-Qur’an, hadits qudsi, dan hadits nabawi.
1.        Al- Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan secara bertahap melalui malaikat jibril kepada Nbi Muhammad saw dengan periwayatan yang mutawatir, terdapat dalam mushhaf dan dimulai dari surat al-Fatihah dan berakhir pada surat an-Nas.[1]
2.        Hadits Qudsi
Hadits Qudsi adalah kalam yang maknanya dari Allah dan lafadnya dari Nabi saw. Atau dengan ibarat lain, kalam yang dinisbatkan kepada Nabi dan maknanya bersumber dari Allah. Hadits qudsi sering diistilahkan dengan hadits ilahi nisbat  kepada ilah. Atau hadits robbani nisbat kepada rabb. Penisbatan ini mengindikasikan adanya makna kemuliaan, karena disandarkan kepada ‘kesucian’ Allah (Qadasatullah).
Dalam istilah ini, sebenarnya terdapat dua sisi lafad, ‘hadits’ dan ‘ Qudsi’. Lafad hadits kembali kepada Nabi dan lafad qudsi kembali kepada Allah. Penggabungan dua kata ini karena dalam hadits qudsi terdapat perpaduan antara lafad yang itu bersumber dari Nabi dan makna yang bersumber dari Allah.
Gambaran bentuk ungkapan dari sebuah makna seperti yang terdapat dalam hadits qudsi sebenarnya banyak didapatkan contohnya dalam al-Qur’an. Misalnya saat Allah menceritakan ucapanp-ucapan para Nabi terdahulu, atau dialog mereka dengan kaumnya. Dialog itu kemudian diceritakan kembali oleh Allah dalam al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab, dan teks al-Qur’an saat mengungkapkan isi dialog tersebut tidak persis seperti teks dialog yang sebenarnya tapi sebatas makna dan substansi yang terjadi dalam dialog saat itu.
Demikian dengan hadits qudsi, di mana Rasulullah mendapat informasi makna dari Allah yang kemudian informasi tersebut diungkapkan kembali oleh Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa dan redaksi beliau.
a.         Tujuan Hadits Qudsi
Tujuan adanya hadits qudsi lebih kepada taujih al-rabbani atau memberikan arahan-arahan yang bersifat peningkatan kualitas ibadah dan menanamkan kebenaran aqidah. Berfungsi juga sebagai penggembleng moral, mendidik perilaku ke arah yang lebih bermakna dan berkualitas, serta mengisyaratkan akan kebesaran sang Khaliq. Secara umum, isi dan kandungan hadits qudsi bernuansa targhib dan tarhib, diamalkan sebagai fadhail a’mal. Oleh sebab itu, dalam hadits qudsi tidak terdapat pembahasan yang berkaitan dengan hukum syar’i atau yang layaknya disebut dengan hadits al-ahkam.
Dilihat dari cara hadits qudsi diturunkan tidak jauh beda dari cara-cara al-qur’an diturunkan. Ada yang diturunkan dengan perantara jibril adapula yang turun melalui mimpi. Nmun kondisi yang menyertai turunnya wahyu tidak didapatkan dalam hadits qudsi, semisal kondisi yang menggigil pada tubuh nabi saat wahyu turun, adanya suara gemerincing lonceng, tubuh beliau terasa berat dan sebagainya. Dan setelah hadits qudsi turun, Nabi tidak memerintahkan para penulis wahyu untuk menulisnya, ini mungkin yang membedakan antara hadits qudsi dengan al-Qur’an dari aspek pewahyuannya.
b.        Kualitas hadits qudsi
Tujuan hadits qudsi seperti hadits nabawi, karena diriwayatkan secara ahad maka kualitasnya ada yang shahih, hasan, dan ada juga yang dhaif. Semuanya kembali pada syurut al-qabul. Shighah yang digunakan dalam periwayatan hadits qudsi dengan menggunakan ungkapan ‘Nabi bersabda bahwa Allah berfirman’ atau ‘ diriwayatkandari Nabi bahwa Allah berfirman’. Contoh hadits qudsi misalnya hadis riwayat Bukhari Muslim dari abi Hurairah bahwa Nabi saw bersabda Allah berfirman:

أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رات و لا أذن سمعت و لا خطر على قلب بشر
Aku telah siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih suatu kenikmatan yang belum pernah trlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga bahkan belum pernah terlintas dalam benak manusia”
Ibn Hajar al-Haitsami (975 H) mengatakan bahwa jumlah hadits qudsi lebih dari seratus hadits. Imam al-Munawi (1031 H) menginventarisir hadits-hadits qudsi dan membukukannya dalam karyanya yang diberi nama al-Ithafat al-Saniyah fi al-Ahaditsal-Qudsiyyah. Dalam buku ini terdapat 272 hadits qudsi yang disusun berdasarkan susunan abjad namun tidak tercantum sanad-sanadnya.[2]  Selain itu, Abu Abdurrahman Ishammudin al-Dhobabithi juga menyusun kitab kumpulan Hadits-hadits qudsi yang dinamakan Jami’ al-Ahadits al-Qudsiyyah, terdiri dari tiga jilid berisi 1150 hadits yang terbagi dalam 67 bab dan kitab ini disusun berdasarkan bab (tematik). Namun sayangnya sekalipun terdapat keterangan sumber haditsnya dalam kitab tersebut isinya bercampur antara hadits qudsi yang shahih, hasan, dhaif bahkan yang maudhu’.
c.         Referensi hadits qudsi
Terdapat beberapa kitab yang menghimpun hadits-hadits qudsi, di antaranya: al-Ithafat as-Saniyah bi al-Ahadits al-Qudsiyyah, karya al-Munawi (1031 M),  Jami’ al-Ahadits al-Qudsiyyah, karya Abu Abdul Abdurrahman ‘Ishammudin adh-Dhobabothi.
3.             Hadits Nabawi
Sebagaimana telah disinggung di awal pembahasan bahwa hadits adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi saw baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan atau sifat moral dan fisik.
Hadits Nabi juga bersumber dari wahyu, sebagaimana firman Allah:

[3] وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى 0  إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْىٌ يُوحَى0

Ayat ini tidak berarti bahwa segala gerak gerik nabi berarti bersumber dari sentuhan wahyu. Ada kalanya berasal dari informasi wahyu, adapula yang murni dari insting beliau sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Adib Sholeh bahwa yang dilakukan oleh Nabi bisa saja bersumber dari insting dan ijtihad beliau, namun proses ijtihad tersebut selalu dalam teropong dan pengawasan wahyu. Jika ijtihad tersebut dinilai kurang tepat maka akan turun teguran yang meluruskan ijtihad tersebut.[4]
Dalam aktivitas sehari-hari beliau berperilaku layaknya orang lain. Sisi basyariah beliau tidak beda dengan orang lain, hanya saja segala aktivitas beliau dalam pantauan wahyu. Jika yang dilakukan sejalan dengan sosok beliau sebagai nabi maka didiamkan, namun jika dinilai kurang tepat maka ada teguran dari wahyu.
Contoh teguran bisa kita dapatkan dalam beberapa surat dalam al-Qur’an, kasus Abdullah ibn Umi Makum sebagaimana diungkapkan dalam  surat Abasa. Rasulullah saw bermuka masam melihat kedatangan ibn Umi Makum yang dinilai tidak pada moment yang tepat. Dalam surat al-Tahrim,[5] kasus pengharaman madu yang beliau lakukan karena hendak meredam rasa cemburu yang timbul dari istri beliau, yang kemudian hal itu ditegur oleh allah swt dalam firman-Nya:
يَأَيُّهَا النَّبِىُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآأَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِى مَرْضَاتَ أَزْوَجِكَ وَاللَّهُ غَفُوْرٌرَّحِيْمٌ 0 قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَنِكُمْ وَاللَّهُ مَوْلَكُمْ وَهُوَالْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ 0 وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِىُّ إِلَى بَغْضِ أَزْوَجِهِ حَدِيْثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَلَ نَبَّأَ نِىَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ0
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa rasulullah saw  berijtihad.
II.3 Perbedaan antara al-Qur’an, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi.

Setelah mengetahui hakikat al-Qur’an, hadits qudsi dan hadits nabawi, kita akan melihat perbedaan-perbedaan yang spesifik diantara 3 jenis teks di atas
.

No
Al-Qur’an
Hadis Qudsi
Hadits Nabawi
1
Teks dan makna dari Allah
Teks dari nabi dan makna dari Allah
Teks dan makna dari Nabi
2
Diriwayatkan secara mutawattir
Diriwayatkan secara Ahad
Diriwayatkan secara ahad dan mutawattir
3
Teks dan hurufnya berupa mukjizat
Tidak termasuk mukjizat
Tidak termasuk mukjizat
4
Membacanya dinilai ibadah
Penilaian ibadah secara umum (dari sisi mempelajarinya)
Penilaian ibadah secara umum (dari sisi mempelajarinya)
5
Dibaca dalam shalat
Tidak boleh dibaca dalam shalat
Tidak boleh dibaca dalam shalat
6
Tidak dibenarkan myentuh bagi orang yang berhadats
Boleh menyentuh bagi yang berhadats
Boleh menyentuh bagi yang berhadats
7
Tidak boleh dijual belikan
Boleh diperdagangkan
Boleh diperdagangkan
8
Berisi tentang ahkam syar’iyyah
Targhib dan tarhib
Lebih berfungsi sebagai penjelas al-Qur’an






II.4  Pembagian Hadits Ditinjau dari Aspek Matan

Dalam pembahasan ini, yang kita lihat sebatas siapa penutur teks tersebut, dan tidak melihat bagaimana kualitas sanadnya. Hadits ditinjau dari aspek penuturnya dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu Hadits marfu’, mauquf, dan maqthu’.
1.    Marfu’
Definisi marfu’ adalah hadits yang dinisbatkan kepada Nabi saw berupa ucapan, perbuatan, persetujuan atau sifat, baik sanadnya bersambung maupun tidak. Yang menisbatkan kepada Nabi bisa sahabat atau juga kita. Selama ada ungkapan ‘Nabi bersabda’ atau ‘ Nabi melakukan ini dan itu’ maka dapat dinamakan marfu’.
Sebagian ulama membagi hadits marfu’ berdasarkan jenis. Jika hadits itu berupa ucapan maka dinamakan marfuqauli, jika perbuatan dinamakan fi’li, dan jika sifat maka washfi. Pembagian semacam ini sebenarnya tidak jauh beda dengan pengklasifikasian jenis-jenis hadits. Masalah ini sudah pernah kita singgung pada pembahasan tentang definisi dan sinonim hadits, di mana terdapat istilah hadits qauli, fi’li, taqriri, dan washfi.
Jumhur Muhadditsin tidak membagi dengan pembagian seperti di atas, namun membagi dari aspek pengkategorian teks. Sekalipun hadits marfu’ adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi, namun ada beberapa teks yang bisa dinisbatkan kepada Nabi sekalipun bukan beliau penuturnya.
Dari aspek itu kemudian ulama membagi marfu’ menjadi dua yaitu tashrihiy dan hukmiy. Berikut penjelasan dari keduanya.
a.    Marfu’ Tashrihiy
Marfu’ tashrihiy adalah hadits yang diisbatkan kepada Nabi secara jelas. Dalam arti bahwa teks hadits tersebut menggunakan penisbatan secara langsung dan menggunakan ungkapan ‘ qola Nabi’ atau ‘ diriwayatkan dari nabi’.
b.    Marfu’ Hukmiy
Marfu’ hukmiy adalah ucapan sahabat yang dihukumi marfu’ atau dikategorikan sebagai hadits marfu’. Dengan kata lain, bahwa apa yang diucapkan sahabat dapat dipastikan bersumber dari Nabi bukan dari hasil oleh pikiran mereka. Pengkategorian ini tentunya dengan beberapa ketentuan:
Pertama, yang diucapkan sahabat tersebut menyangkut masalah yang tidak dapat diijtihadkan. Misalnya tatkala sahabat berbicara masalah ghaib (ghaibiyyat), atau tentang tanda-tanda kiamat.
Kedua, jika sahabat bercerita tentang kejadian yang menimpa umat-umat terdahulu, selama sahabat tersebut tidak dikenal sebagai orang yang sering duduk dengan ahli kitab maka ceritanya dapat dikategorikan marfu’ karena jika tidak dikhawatirkan cerita tersebut mareka dengar dari ahli kitab yang bersumber dari taurat dan injil.
Ketiga, jika sahabat mengatakan ‘kami diperintahkan untuk...’ atau kami dilarang’. Dengan ungkapan seperti ini dapat difahami bahwa yang memerintah dan melarang hal tersebut adalah Nabi saw.
Keempat, jika yang diucapkan dinisbatkan pada zaman Nabi. Misalnya mereka mengatakan kami melakukan ‘azl[6] sedang wahyu saat itu masih turun. Atau mengatakan ‘pada zaman Nabi kami melakukan ini dan itu’.
Ungkapan-ungkapan ini dapat dihukumi sebagai marfu’, sekalipun sahabat tidak mengatakan ‘qola Nabi’, karena semua ungkapan itu secara tidak langsung sebenarnya dapat dipastikan bersumber dari Nabi atau dilakukan pada saat Nabi masih hidup bersama mereka.
Contoh hadits marfu’ tashrihiy seperti hadits shahih riwayat abu Daud dari Muawiyah bin abi Sufyan bahwa Rasulullah bersabda:
إنك إن اتبعت عورات المسلمين أفسدتهم أو كدت تفسدهم

jika kau mengorek-ngorek aurat (aib) seorang muslim berarti kau telah merusaknya atau hampir merusaknya.”
Adapun marfu’ hukmiy seperti hadits ibn Mas’ud yang mengatakan:
كنا نهينا عن التجسس.
“kami dilarang memata-matai.”

Kehujjahan hadits marfu’
Hadits marfu’ baik tashrihiy maupun hukmiy dapat dijadikan sebagai hujjah, selama hadits tersebut memenuhi kriteria hadits maqbul (shahih atau hasan).
2.    Mauquf
Definisi hadits mauquf adalah ucapan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada sahabat. Jika terdapat sebuah teks dan penuturnya seorang sahabat maka diistilahkan dengan mauquf, baik bersambung sanadnya maupun tidak. Jika bersambung maka dinamakan mauquf muttashil, dan jika tidak maka dinamakan mauquf munqathi’.
Contoh hadits mauquf seperti ucapan Usman bin Affan saat khutbah mengatakan:
اسمعوا و أنصتوا فإن للمنصت الذي لا يسمع من الحظ ما للمنصت السامع.
Dengarkan dan diamlah, sesungguhnya orang yang diam tapi tidak mendengar pahalanya tidak seperti orang yang diam dan mendengar”

Kehujjahan Hadits Mauquf
   Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama’ kaitannya dengan kehujjahan hadits mauquf. Sebagian tokoh madzhab Hanafi mengatakan bahwa hadits mauquf dapat dijadikan sebagai hujjah, karena pa yang dilakukan sahabat selalu berpedoman pada ahkam syar’iyyah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits.
Adapun Imam Syafi’i dan beberapa tokoh yang lain tidak menerima kehujjahan hadits mauquf, dengan alasan adanya kemungkinan ungkapan tersebut murni hasil ijtihad sahabat sendiri atau mereka mendengar bukan dari Nabi saw.

3.    Maqthu’
Definisi hadits maqthu’ adalah ucapan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada tabi’in. Jika terdapat sebuah teks dan penuturnya seorang tabi’in maka diistilahkan dengan maqthu’, baik bersambung sanadnya maupun tidak.
Contoh hadits maqthu’ misalnya riwayat Imam Muslim dari ibn Sirin berkata:
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تاخذون دينكم
Kehujjahan Hadits Maqthu’
Para ulama berpendapat bahwa hadits maqthu’ tidak dapat dijadikan sebagai hujjah, kecuali bagi golongan yang membolehkan berhujjah dengan hadits mursal, maka maqthu’ yang marfu’ dapat dijadikan sebagai hujjah.



BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
 Definisi matan dari sisi bahasa bermakna ‘punggung  jalan’ atau ‘gundukan’, bisa juga bermakna ‘isi atau muatan’. Teks hadits dinamakan demikian karena isi hadits berada pada teks. Adapun secara terminologi, matan adalah akhir dari rentetan perawi dalam sebuah sanad. Ibarat tangga, akhir dari anak tangga berujung pada teks, dan teks itu sendiri adalah redaksi atau ucapan yang dituturkan oleh si pengucap. Pengucap atau penutur teks itu bisa Nabi, Sahabat, atau bisa juga Tabi’in.
Matan terbagi menjadi 3 yaitu al-Qur’an, hadits qudsi, dan hadits nabawi yang masing-masing memiliki pengertian yang berbeda. Didalam makalah ini  kita juga dapat melihat perbedaan yang spesifik dari ke 3 macam matan tersebut.
Dalam pembagian di atas terdapat lafad ‘hadits’ yang digunakan untuk mengungkapkan tiga istilah, yaitu hadits marfu’, mauquf, dan maqthu’. Dalam penggunaan istilah ini, kami harap tidak membuat pemahaman kita rancau dengan definisi hadits yang sesungguhnya.
Penggunaan istilah ‘hadits’ di atas sebenarnya lebih kepada makna harfiah dari hadits itu sendiri, yaitu ‘ucapan’ atau ‘perkataan’. Jadi, kalau dikatakan ‘hadits mauquf’ artinya ucapan sahabat, atau ucapan yang terhenti hingga sahabat, tidak ada terkait dengan konotasi makna secara terminologi dari hadits.





Daftar Pustaka
Al-Asqallani dkk, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,Beirut, 1990
Al-Qurthubi dkk, Dar al-Hadits, Kairo,1993
Smeer,Zeid B, Ulumul Hadits, Malang: UIN Malang Press, 2008






[1] Muhammad abu syuhbah, Madkhol li Dirosah al-Qur’an al-Karim, 7.
[2] Adib sholeh, Lamahat fi Ushul al-Hadits, 51.
[3] QS. An-Najm:3-4
[4] Ibid.
[5] Lihat rincian sabab nuzul ayat ini pada tafsir ibn Katsir surat al-Tahrim ayat 1-3
[6] Azl adalah perbuatan suami yang mengeluarkan air maninya diluar kemaluan istri saat bersenggama. Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mencegah pembuahan. Ini adalah cara KB alami yang dilakukan oleh sahabat pada zaman Nabi dan dibenarkan oleh islam.